14 March 2009

the next step (review part 2)


Sekitar dua minggu gak ada kabar apa-apa sejak seleksi tahap I, gue tanya nyokap gue buat ngebrowse ke bina antar budaya buat liat pengumuman.

Percakapan via teleponpun kembali dilaksanakan

Lokasi penelpon : rumah

Lokasi yang ditelepon : kantor

Saya : ma, katanya tanggal ‘segini’ – sejujurnya gue lupa kapan- udah ada pengumuman seleksi di internet

Mama : oh, emang alamatnya apa?

Saya : babjakarta.org

Mama : yaudah nanti deh mama buka!


Tak lama kemudian hape saya bergoyang dan menunjukkan tulisan berupa “MAMA CALLING”


Mama : nih udah mama buka! Nomor kamu berapa?

Saya : duasembilanenam


Tidak sampai hitungan menit kemudian


Mama : yah, gak ada de! Duasembilanenam’kan?

Saya dengan nada sumbang : hah? Iya duasembilanenam. Cek lagi deh, ma. Siapa tau aja keselip!

Mama : iya. Nih dicek lagi!


Dengan harap-harap cemas. Dua puluh detik lebih sedikit kemudian


Mama : gak ada de! Coba kamu cek di rumah

Saya : iya-iya (udah rada males). Nanti di cek lagi.

Mama : kamu tahap berapa sih seleksinya?

Saya : satu

Mama : Lha? Kok ini tahap dua sih! Kamu tahun 08-09’kan tahun seleksinya?

Saya : kayaknya…… enggak deh (sambil menelaah isi kartu ujian) mmmm…. Tahun 09-10 kayaknya!

Mama : ini tahap dua tahun 08-09! Kamu salah website kali.

Saya : beneran websitenya itu. suer tekewer-kewer -tidak ada dalam script saat itu-! Yaudah dede cek sendiri deh!

Tanpa remeh-remeh dan terkekeh-kekeh gue membuka website bersangkutan. Ternyata sudah tercantum PENGUMUMAN SELEKSI TAHAP I. wow! Gue pijit tombolnya dan keluar dengan sekejap pengumumannya. Setelah mata gue berlari kesana kemari melihat begitu banyak digit bertebaran disana, gue menemukan sebuah nomor cantik kebanggaan saya. 296. Alhamdulillah! Oh yes oh no.

yang dilingkarai : nomor keramat

Singkat cerita gue dan keluarga cukup bahagia karena telah lulus satu step. Daftar ulang kembali dilakukan. Ada cerita sedikit tentang daftar ulang ini. Alkisah, gue dan teman gue, nbl alias nabila alias aliban -yang sama-sama lulus tahap satu- meluncur ke limau buat daftar ulang. Sepinya jalan gatot subroto saat itu membuat kita asik mengobrol

Nab : duh, be kartu ujian gue rusak nih, masih bisa diterima gak yah? Look, it’s so really mess!

Saya : masih-masih tenang aja!

Nab : emang kartu lo gak rusak? Liat dong!

Saya : bentar (mengorek-ngorek isi tas)


5 menit kemudian. Setelah mengeluarkan seluruh jeroan di dalam tas


Saya : nab, gue gak bawa kartu!


muka tidak percaya kenapa sampai lupa bawa kartu

Kontan seisi mobil kaget kecuali supir nabila. Akhirnya gue menelepon limau dan dengan tegas mas-masnya bilang gak boleh daftar ulang kalo gak bawa kartu. Sekali lagi gue harus mengatakan “oh yes oh no!”. lalu, gue meminta dengan sangat agar mobil nabila berputar 180 derajat kembali ke rumah gue. Akhirnya nabila yang saat itu sedang bijak mau dan rela lillahita’ala, membiarkan mobilnya puter balik. Danke, nab!

Lalu kartu diambil dan kami melanjjutkan perjalan menuju limau. Saat itu pukul 15.50 di rawamangun. Kami tahu dengan sesadar-sadarnya kalo kantor AFS itu tutupnya jam 5. Which is itu 70 menit lagi, sementar posisi kami saat itu masih di rawamangun. Kuda besi nabilapun dipacu dengan kencang. Pukul 16.50 akhirnya kami sampai dan bisa daftar ulang. Thank GOD und nabila und supir nabila und mobilnya!

SELEKSI TAHAP II

Delapan juni duaribulapan seleksi tahap dua dengan tes wawancara kepribadian dan wawancara bahasa inggris. Gue dan nabila kebetulan sama-sama dapet shift siang sehingga gue kembali nebeng, tentunya gue yakin membawa kartu ujian. Pukul 12.30, sudah siang, shift pagi mungkin tinggal dua puluhan orang. Yang gue inget saat itu shift siang adalah gue, nabila, tika, bibing, marsha, radit, baim, putri dan lain sebagainya.

selanjutnya, shift siang disuruh masuk dan menunggu panggilan satu persatu entah berdasarkan apa. Tiba-tiba seorang kakak AFS memanggil nomor gue. Lalu gue digiring menuju depan sebuah ruangan untuk duduk disitu menunggi giliran untuk dipanggil ke dalam ruangan wawancara kepribadian (pake bahasa pribumi).

Terus terang aje nih, gue deg-degan saat itu, walaupun gue banyak bacot di kehidupan sehari-hari, tapi kalo disuruh ngomong di depan orang2 yang intelek dan lebih tua, urusannya jadi beda. Ngomong pada saat wawancara tak semudah lo meroda saat pelajaran penjaskes, semuanya bakal dinilai. Pake bahasa pribumi aja kadang-kadang masih glagepan apalagi pake bahasa bule –bule inggris tentunya-.

“arief budiman! Yang mana?”. Gue langsung tunjuk tangan dan gak habis pikir, padahal yang lagi nunggu dipanggil cewek semua, apakah ada sejarahnya budiman itu nama cewek? kalo budiwati itu baru mungkin! Masuklah gue dengan senyum maut dan perilaku yang sebaik-baiknya (tepe dong ah!).

Awalnya terasa menegangkan, namun setelah itu mengalir begitu saja seperti kuning-kuning di kali. Gue sangat yakin menjawab semua pertanyan seperti caleg yang sedang hot-hotnya saat ini. Sukurnya interviewer gue gada yang judes dan gak iseng, gak disuruh joget-joget, breakdance atau sodara-sodarinya.

Wawancara kepribadian menggunakan bahasa pribumi akhirnya tuntas bagi gue, tapi belom tentu bagi interviewernya. Saatnya wawancara bahasa bule. Naga-naganya, wawancara ini bakal belepotan karena eh karena bahasa bule gue tidak terlalu sepesial. Akhirnya gue hanya berdoa menanti keajaiban Yang Mahakuasa. Gue kembali menunggu ‘panggilan’.

“duasembilanenam. Arief ya?”. Yaiya dong kak! Gue adalah orang terakhir yang diwawancarain saat itu. Tentu aja nama gue aief budiman dan nomor duasembilanenam, persis yang disebutkan kakak itu.

o-mai-ga. Salah satu interviewer gue adalah bule dalam arti sebenarnya. Badan gede dan namanya Patrick untung bukan Patrick star, nanti jadi humor dong yah! Pertanyaan mengenai keluarga hobi sekolah sampai pelajarn kesukaanpun gue jawab satu demi satu, tentu dengan sok asik dan senyum maut. Gue rasa wawancara ini better than wawancara kepribadian menggunakan bahasa pribumi.


lancar, saya amat senang! haha

Wawancara yang membuat hati ketar-ketir itu selesai juga. Gue senang, hati riang dan berasa seperti telanjang. Tinggal nunggu pengumuman. Selese juga.


Kotelett mit bratkartoffeln

abe

1 comment:

erika ujang said...

i will miss you arief. uhuhuhuh romantis ya. ati2 ya kalo mau temenan ama cowok yg kita bicarakan di ruang osis. you know who lah